GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SMKN 6 MALANG
Gerakan literasi yang menjadi wacana sejak tähun 2015 didengung-dengungkan
di dunia pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen
Dikdasmen) telah menerbitkan Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah pada bulan
Oktober 2018. Literasi dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains,
digital, finansial, budaya dan kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad
XXI , hal ini sejalan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah pada bulan
Oktober 2018 tersebut dilanjutkan dengan Festival Literasi Sekolah 2019 pada 26
s.d 29 Juli 2019 lalu, maka para pemangku kepentingan kembali diingatkan
pentingnya peran aktif semua pihak dalam upaya menggerakkan literasi di sekolah
baik swasta maupūn negeri.
Sebenarnya kalau ditinjau dari segi Agama Islam
sendiri, literasi atau budaya membaca sudah ada sejak zamannya Rosulullah saw. Dalam
Qs. Al-Alaq 1-5 yang merupakan surat dan ayat yang pertama kali turun.
Tafsir Qs.Al-Alaq: 1-5.
‘Bacalah (wahai nabi), apa yang diturunkan kepadamu,
dengan mengawalinya dengan menyebut nama tuhanmu yang esa dalam penciptaan.
Yang menciptakan manusia dari segumpal daging kental yang merah. Bacalah (wahai
nabi) apa yang diturunkan kepadamu, sesungguhnya kebaikan tuhanmu
banyak,kemurahan NYA melimpah, Yang mengajari makhluk Nya menulis dengan pena,
Mengajari manusia apa yang belum diketahuinya, dan memindahkannya dari
kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu. (Tafsir al-Muyassar)’
Referensi:
https://tafsirweb.com/37630-surat-al-alaq-ayat-1-5.html
Dalam ayat pertama yang diawali dengan kata-kata
iqro’ yang artinya adalah ‘bacalah’.
Menurut penulis perintah ‘Bacalah’ disini kita
diperintahkan untuk membaca apa saja, tidak terbatas pada bacaan berupa teks. tetapi juga dapat membaca alam, membaca
suasana, artinya kita juga peka terhadap lingkungan sekitar kita, baik lingkup
terkecil dalam keluarga ataupun lingkup masyarakat dan Negara dimana kita
tinggal. Untuk memperoleh ilmupun mustahil kita mendapatkannya tanpa membaca
terlebih dahulu.
Dengan demikian literasi merupakan perintah Allah
SWT. Yang sangat relefan jika kita terapkan di lingkungan sekolah, karena
dengan banyak membaca kita banyak tahu, sehingga dengan berbekal pengetahuan
tersebut akan membentuk pribadi yang tangguh dan berakhlaq mulia.
SMKN 6 Malang adalah salah satu sekolah yang
menerapkan literasi sekolah, dilakukan 15 menit sebelum pelajaran di mulai, dalam
rangka menumbuhkan minat baca siswa dan siswi yang selama ini terkikis dengan
cara-cara instan siswa-siswi kita dalam belajar yang merupakan dampak negative dari
perkembangan tekhnologi.
Melalui kemajuan tekhnologi kita dapat mengetahui
segala informasi dengan cara instan. Kita sebut saja ‘mbah google’, informasi apasaja yang kita butuhkan akan cepat
saji, tinggal kita ketik atau kita ucapkan kata kunci yang dimaksud,
maka segala informasi akan kita dapatkan dengan cepat. Inilah yang maksud
penulis cara
instan.
Informasi cepat saji mengurangi minat baca anak, terbukti
sangat jarang siswa-siswi kita menyempatkan waktu luang untuk mengunjungi
perpustakaan baik yang ada di sekolah atau perpustakaan umum untuk menggali
informasi, mereka lebih senang mencari informasi dengan duduk manis di depan
gagget (laptop/telepon genggam), mungkin sambil nyemil atau ngopi atau bahkan
sambil nonton TV. Kalau dulu kita menanti-nanti loper Koran untuk mendapat
informasi hari ini atau bahkan tiap pagi berebut Koran di kantor, sekarang tidak
lagi . Hal ini sangat jarang kita lakukan atau bahkan tidak pernah lagi,
apalagi anak-anak kita saat ini.
Oleh karena itulah GPS sangat penting kita galakkan,
tidak terbatas pada pengetahuan umum tetapi juga pengetahuan agama sebagai
landasan kita dalam melangkah menuju masyarakat yang ‘Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun
Ghoffur’ .
tetap semangat berliterasi
BalasHapus